Interactive pregnancy education on stress, cortisol, and epinephrine level in primigravida of trimester III pregnant: a quasi-experimental

Infant mortality is caused by various health problems, especially since the gestation period, even starting before the gestation period. Stress during pregnancy affects the motor, cognitive, and emotional development of the baby. This study aims to determine the effect of interactive pregnancy education (IPE) on decreasing levels of cortisol, epinephrine, and its relationship with stress levels in third-trimester primigravida pregnant women. This research is a quasi-experimental study using a nonequivalent control group design, which has two groups, namely the experimental group and the control group. The authors compared the experimental group that was given the intervention with the control group that was not given any treatment. This research was conducted in the three Community Health Centers in Indonesia from June 2022 until December 2022. The samples were 30 third-trimester primigravida pregnant women for the intervention and control groups. Data were analyzed using the Mann-Whitney and Wilcoxon tests with SPSS 22 software. The results of this study indicate that IPE has a good impact on pregnant women, where there is a significant relationship in the post-test cortisol and epinephrine levels in the intervention group. This indicates that IPE contributed to the difference in post-test scores in the intervention group. The IPE method is effective in reducing stress levels and cortisol levels in pregnant women, especially in pregnant women with high levels of stress.

Analisis Spasial Autokorelasi Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Tangerang Selatan Tahun 2014-2019

Demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Penyebaran DBD dipengaruhi oleh faktor iklim seperti curah hujan, suhu dan kelembaban. Di Indonesia, Incidence Rate (IR) DBD 51,48 per 100.000 penduduk dan di Provinsi Banten sebesar 22,55 per 100.000 penduduk. Kota Tangerang Selatan menduduki peringkat pertama sebagai kota yang memiliki angka kesakitan yang cukup tinggi. Tujuan penelitian ini ingin mengetahui penggunaan analisis spasial untuk mengetahui pola sebaran kasus DBD di Kota Tangerang Selatan serta pola hubungan antar lokasi dengan metode autokorelasi spasial. Penelitian ini menggunakan data kasus DBD di 29 Puskesmas yang berada di wilayah Kota Tangerang Selatan pada tahun 2014-2019 dengan desain penelitian cross sectional. Hasil nilai Indeks Moran dan Z-score, pola sebaran kasus DBD di Kota Tangerang Selatan berupa cluster dan ber autokorelasi positif. Lalu dari analisis Peta Cluster LISA 9 wilayah Puskesmas di Kota Tangerang Selatan yang ditunjukkan oleh peta tahun 2014, 2015, 2016, 2018, dan 2019 masuk ke dalam kategori kuadran high-high. Kasus DBD di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2014-2019 terjadi secara berkelompok atau cluster dengan melihat hasil dari indeks moran yang memiliki autokorelasi spasial positif dan nilai Z-score yang melebihi dari nilai Z-tabel.